Trade Off Pembangunan Pariwisata dan Kelestarian Lingkungan Danau Toba sebagai Pariwisata "Bali Baru"
Pemerintah terus giat
memfokuskan pengembangan 5 destinasi pariwisata “Bali Baru” yang bertujuan
untuk meningkatkan potensi pariwisata di Indonesia selain Pulau Bali. Lima
Destinasi Pariwisata Super Prioritas tersebut adalah Borobudur, Likupang, Mandalika,
Danau Toba, dan Labuan Bajo. Hingga saat ini Kemenparekraf telah mengupayakan
berbagai usaha dalam mengembangkan 5 Destinasi Super Prioritas tersebut. Mulai
dari infrastruktur, kualitas jaringan telekomunikasi, produk ekonomi kreatif,
hingga mempersiapkan SDM yang unggul sehingga diyakini mampu mendongkrak
industri pariwisata Indonesia menjadi motor bagi peningkatan devisa,
menciptakan multiplier effect dan mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Danau
Toba yang merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas merupakan
salah satu Danau terbesar dan terdalam di Asia Tenggara yang memiliki keindahan
bentang alam yang mengundang decak kagum siapa pun yang melihatnya baik
wisatawan nasional maupun internasional.
Dengan
keindahan alam Kaldera Toba, serta kondisi geologis yang unik, warisan tradisi
budaya lokal yang kental, serta keanekaragaman hayati membuat Danau Toba diakui
UNESCO sebagai Global Geopark. Pengakuan ini memberikan kebanggaan, kesempatan
serta tanggung jawab bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan perekonomian
dan pembangunan berkelanjutan di Kawasan Danau Toba.
Pemerintah
Pusat, Provinsi dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat berkewajiban
untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari
Kawasan Kaldera Toba, melindungi kekayaan alam dan keunikan geologis Danau
Toba, Meningkatkan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur, serta
Pengelolaan lingkungan yang terfokus, terkoordinasi dan berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas dilaksanakan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama berbagai pihak. Kolaborasi antar kementerian, lembaga, pemerintah daerah, badan otorita, hingga pihak swasta menjadi penting untuk menjadikan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia. Pengembangan Kawasan Danau Toba telah dirancang dalam empat tahap yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik pariwisata secara bertahap.
Tahap pertama, berlangsung dari tahun 2016 hingga 2018, difokuskan
pada pemulihan dan peningkatan infrastruktur di sekitar Danau Toba. Tujuannya
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur, sebagai dasar
pembangunan selanjutnya.
Tahap kedua, dari tahun 2019 hingga 2021, fokus utama pada pengembangan dan peningkatan kualitas Danau Toba, sambil menggalakkan pembentukan pusat-pusat produksi lokal di setiap kawasan. Tujuanya untuk memperkuat ekonomi lokal dan memberikan dukungan kepada masyarakat setempat.
Tahap ketiga, yang berlangsung dari tahun 2022 hingga 2024, menekankan pada integrasi antara destinasi pariwisata Kawasan Danau Toba dengan sentra produksi lokal. Infrastruktur yang handal menjadi kunci dalam menghubungkan keduanya, menciptakan pengalaman wisata yang menyeluruh dan berkelanjutan bagi pengunjung.
Terakhir, Tahap
keempat, dari tahun 2025 hingga 2027, fokus utama pada ekspansi Kawasan Danau
Toba sebagai destinasi pariwisata berskala global. Infrastruktur yang telah terbangun
menjadi landasan bagi upaya untuk menarik wisatawan dunia dan produk lokal
tetap menjadi daya tarik utama.
Pembangunan
infrastruktur di sekitar Danau Toba telah menjadi fokus utama pemerintah dalam
beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, proyek-proyek seperti pembangunan
jalan, penyediaan air, dan penataan kawasan rest area telah dilakukan,
sementara tahun 2021 melihat upaya preservasi dan pelebaran jalan serta
pembangunan jembatan dan akses bandara. Pada tahun 2022, pembangunan kawasan
panorama Tele dan Waterfront City Pangururan menjadi prioritas, bersama dengan
proyek Hotel Bintang Lima pertama di kawasan Destinasi Super Prioritas Danau
Toba, yakni Labersa Kaldera Resort. Sedangkan tahun 2023 fokus pada pembangunan
infrastruktur komunikasi (WiFi) untuk menyambut kejuaraan dunia perahu motor F1
Power Boat, dan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), pembangunan jalan tol Kuala Tanjung - Tebing
Tinggi – Sinaksak – Parapat untuk mempermudah akses ke Danau Toba, dengan
harapan waktu perjalanan dari Medan ke destinasi pariwisata super prioritas
tersebut menjadi lebih singkat.
Saat
ini, kawasan Danau Toba dihadapkan pada sejumlah masalah lingkungan, termasuk
penurunan kualitas air, kerusakan hutan, kehilangan biodiversitas, perubahan
iklim, pengelolaan sampah yang buruk, dan pertumbuhan urbanisasi. Untuk
mengatasi masalah tersebut, pemerintah dan masyarakat telah mengimplementasikan
kebijakan penataan ruang, perlindungan ekosistem, dan pembangunan
infrastruktur. Program-program penyelamatan lingkungan seperti pengendalian
pencemaran air, perlindungan keanekaragaman hayati, dan peningkatan partisipasi
masyarakat juga telah dilakukan. Selain itu, diversifikasi mata pencaharian dan
pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi fokus untuk mengurangi tekanan
pada lingkungan. Masyarakat juga diminta untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian,
berpartisipasi membersihkan danau, memantau kualitas air, melakukan penataan
dan pengelolaan budidaya ikan, serta sosialisasi pentingnya menjaga ekosistem
Danau Toba.
Agar Visi jangka
panjang terwujud yaitu meningkatkan daya tarik dan perekonomian Kawasan Danau
Toba secara global, dan menjadi salah satu destinasi pariwisata paling menonjol
di dunia, maka mari kita bersama-sama berusaha mewujudkan keseimbangan berkelanjutan
antara pelestarian alam, pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat.
Comments
Post a Comment