Menjadi Pribadi yang Ekstrovet, Membantu Survive di Usia 21 Tahun
Gemar bersosialisasi, mudah bergaul, dan merasa energik dalam keramaian. Hal itulah yang saya rasakan sedari kecil sampai sekarang. Entah kenapa, Saya cenderung mendapatkan energi dan kepuasan dari interaksi sosial dan lingkungan sekitar saya.
Walaupun demikian, saya tidak pernah mengklaim/ melabeli diri saya sebagai seorang Ekstrovet sampai seorang sahabat saya mengatakan bahwa saya Ekstrovet. Semenjak dia mengatakan itu saya langsung berpikir "apa iya saya anak yang ekstrovet?" soalnya yang saya rasakan selama ini ya hanya sekedar gemar bersosialisasi, bergaul.
Saya berpikir lagi sembari googling mengenai ciri-ciri kepribadian ekstrovet. ehh setelah dilihat-lihat 80% dari ciri-ciri tersebut emang ada disaya sih. Kalau dipikir-pikir lagi, saya orang yang bisa dibilang gampang mengambil atensi suatu kelompok. Mengapa saya bilang demikian? selama 6 tahun bersekolah di SD, saya menjadi ketua kelas selama 6 tahun atau bisa dibilang ketua kelas abadi haha. Masuk ke jenjang SMP pun demikian, saya menjadi ketua kelas selama 3 tahun. Pun di jenjang SMA saya menjadi ketua kelas selama 3 tahun. ehh masuk ke dunia perkuliahan juga menjadi ketua kelas. Kalau dihitung, diumur 21 tahun ini saya sudah menjadi ketua kelas selama 13 tahun.
setelah menghitung lamanya saya menjadi ketua kelas, saya berpikir sembari intropeksi diri. Emangnya saya punya pribadi kepemimpinan ya? kayaknya ngga deh (semoga orang berbeda pendapat dengan saya haha). Jujur saya juga heran kenapa bisa menjadi ketua kelas dari SD sampai Kuliah karena saya sendiri tidak percaya diri kalau saya memiliki wibawa sebagai seorang pemimpin.
Tapi saya menyadari 1 hal kenapa saya bisa dipercaya atau dipilih menjadi ketua kelas. Tidak lain ialah kepribadian yang saya sampaikan diawal tadi. Yaitu saya gemar bersosialisasi, gampang bergaul dan mudah beradaptasi. Sehingga menjadi pribadi yang ekstrovet merupakan hal yang menguntungkan bagi saya.
Selain itu, membantu survive di dunia perkuliahan menjadi keuntungan dengan kepribadian ekstrovet. Mengapa demikian? bercerita sedikit mengenai perkuliahan semester awal di Polstat STIS, saya cukup kewalahan untuk beradaptasi dengan kampus yang notabe perkuliahannya dibidang saintek. Sementara itu, saya sudah pernah berkuliah sebelumnya di salah satu PTN dengan jurusan soshum. Pada semester pertama kuliahan, bisa dibilang saya cenderung menutup diri dan sedikit bodoamat mengenai strugle perkuliahan. Sehingga ketika saya kesulitan pada beberapa mata kuliah, saya membiarkannya dan tidak berusaha mencari jalan keluar.
Akan tetapi, memasuki semester kedua perkuliahan, saya menyadari bahwa saya tidak boleh bodoamat dengan hal tersebut, karena dapat berpengaruh terhadap studi saya. Sehingga saya menggunakan kepribadian ekstrovet ini untuk mendekati teman kelas yang saya anggap ekspert dalam perkuliahan dan bisa membantu saya dalam memahami perkuliahan. Alhasil, sampai semester 4 ini saya bisa survive dalam perkuliahan.
Walaupun kepribadian ekstrovet banyak membantu saya dalam beberapa hal, saya juga menyadari ada sisi negatifnya, yaitu terkadang sulit menjaga ucapan yang dimana hal ini sering sekali tidak saya sadari disaat berinterkasi dengan orang lain.
Comments
Post a Comment