Berjuang 2 tahun untuk masuk Polstat STIS. Pilihan yang tepat?
Lahir dari keluarga sederhana di sebuah kabupaten kecil di Sumatera Utara tak menyurutkan semanangat saya untuk belajar. Sejak duduk di bangku sekolah dasar saya sangat senang belajar khususnya mata pelajaran yang melibatkan hitungan seperti matematika dan IPA. Dengan rasa senang dan ketertarikan saya itu, saya selalu mendapat peringkat 3 besar dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Tepatnya pada kelas 5 semester 2 saya ditunjuk oleh wali kelas saya sebagi perwakilan sekolah dalam ajang olimpiade Matematika tingkat SD se kabupaten. Walaupun pada saat itu saya belum berhasil mendapat medali, saya sama sekali tidak merasa sedih tetapi semakin semangat untuk lebih banyak belajar mengenai ilmu Matematika. Setelah lulus dari sekolah dasar tepatnya pada tahun 2014, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP yang tak jauh dari rumah saya, selama pendidikan di SMP saya masih merasakan hal yang sama seperti saat duduk di sekolah dasar yaitu masih menyukai mata pelajaran matematika, walaupun prestasi saya di SMP tidak sebagus di bangku sekolah dasar, saya tidak pernah merasa kecewa ataupun menjadi malas untuk belajar.
Singkat cerita, tahun 2017 saya lulus SMP dan melanjutkan pendidikan menengah atas di salah satu SMA terbaik di kabupaten saya tinggal. Tahun pertama di bangku SMA saya mendapatan peringkat 1 kelas, akan tetapi pada saat itu saya belum berpikir untuk melanjutkan pendidikan kemana atau tidak melanjutkannya. Masuk di tahun kedua saya masih mendapat peringkat yang sama yaitu juara 1 kelas, pada saat itu ada beberapa alumni SMA saya yang datang untuk melakukan kegiatan sosialisai, kalau sekarang namanya Kampus Expo. Banyak alumni dengan berbagai almamater datang ke sekolah untuk memperkenalkan kampus mereka dan memberikan motivasi-motivasi. Dari semua almamater yang datang pada saat itu, membuat saya bertekad bulat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Saya semakin tertarik dan mencari informasi mengenai perguruan tinggi khususnya negeri. Setelah saya mencari lebih dalam, saya tertarik untuk masuk FMIPA Universitas Indonesia. Seiring berjalannya waktu, masuk di tahun ketiga semester 2, saya lulus sebagai siswa eligible SNMPTN dan saya berdiskusi dengan orangtua saya, akan tetapi orangtua saya menyuruh saya untuk tidak mendaftar di PTN, melainkan mendaftar di sekolah kedinasan karena beliau ingin anak pertamanya menjadi seorang ASN. Akan tetapi saya tetap mendaftar SNMPTN di FMIPA UI. Singkat cerita, saya tidak diterima dan akhirnya saya mendaftar di sekolah kedinasan yang identik dengan matematika yaitu Polstat STIS, akan tetapi hasilnya masih sama yaitu gagal.
Akhirnya pada tahun 2020 saya memutuskan gapyear untuk mempersiapkan pendaftaran ditahun selanjutnya. pendaftaran perguruan tinggi tahun 2021 pun dibuka, saya kembali mendaftar di Polstat STIS dan PTN, yaitu Universitas Padjadjaran. Akan tetapi, saya masih tidak lolos pada SMPB polstat STIS melainkan diterima di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjadjaran, walupun bukan pilihan prioritas, saya tetap senang dan melanjutkan pendidikan di sana. Selama berkuliah di Universitas Padjadjaran, saya masih belum bisa move on dari polstat STIS. Setahun berlalu, akhirnya saya diam diam mendaftar kembali di Polstat STIS tanpa memberi tahu orangtua. Dengan berbagai tahapan seleksi yang cukup menguras tenaga dan pikiran, akhirnya saya dinyatakan lolos dalam SPM Polstat STIS 2022. tanpa berlama lama saya langsung memberi tahu orangtua di kampung halaman, dengan terkejut beliau langsung meneteskan air mata bahagia karena saya lulus dikampus impian yang dimana impian beliau juga. Akhirnya saya mengundurkan diri dari Universitas Padjadjaran dan melanjutkan studi di Polstat STIS.
Hari demi hari saya jalani di kampus ini, seiring berjalannya waktu saya bertanya tanya, Apakah ini pilihan yang tepat bagi saya? sering sekali pertanyaan itu terngiang ngiang dipikiran saya pada semester pertama perkuliahan, akan tetapi setelah saya renungi, saya tidak bertanya tanya lagi kepada diri sendiri karena saya sudah menemukan jawabannya. Tentunya ini adalah pilihan yang tepat. Melihat dari prospek kerja, pastinya sudah terjamin karena Polstat STIS merupakan sekolah kedinasan yang dimana nantinya lulusannya langsung diangkat menjadi ASN di lingkup BPS. Selain karena prospek kerja, menjadi mahasiswa kedinasan dan nantinya langsung diangkat menjadi ASN merupakan impian orangtua saya. Kedua hal ini meyakinkan saya bahwa berjuang 2 tahun untuk masuk Polstat STIS merupakan pilihan yang tepat bagi saya.
Comments
Post a Comment